Sabtu, 27 Februari 2010

Manusia Toa


Mungkin seperti halnya kemarin, aku menjalani rima hidup khalayaknya manusia, merasakan panasnya sengatan matahari, sejuknya angin senja dan tak lupa percakapan cinta sebagai guyonan yang tak pernah usai. tertawa-gembira tapi tersembunyi raut duka yang dibalut oleh kejumawaan senda. percakapan mulai meredam, jeda menjelma palu godam aku mulai diam meratap kelam di iringi suasana hati mulai merawan, tertawa kecut dengan keadaan hati getir.

Sebab mata hati tumpul tak lagi setajam kata ungkap walau pun tajam ungkap kata sebenarnya tak seberapa tinimbang tumpulnya mata hati yang harus di bayar oleh kontemplasi serta bergelut dengan sunyi yang cukup menguras kenyamanan malas. Begitulah aku mengulur dan menarik pekik permainan bola hidup dengan sebuah ungkap tanya yang direflesikan.

Tiba-tiba perenunganku membuyar pecah teralihkan dengan kegandrungan suara ungkap "sumpah pemuda" dasar... Suara kata terdengar bingar menggelegar dengan semangat api gegap gempita suasana 45 yang keluar dari mulut busuk para manusia toa. Mereka membincang pemuda sebagai penerus bangsa, membincang hak, keadilan dan kesejahteraan rakyat, membincang-bincang yang sepatutnya tak perlu di perbincangkan dengan bincang-bincang orasi toa yang di balut oleh pembalut softex atau laurier bernama kejumawaan kata dusta hampa makna.

Ungkap ucap hanya menjadi angin dan kemudian berhenti di tong sampah, "sumpah pemuda" menjelma ritual belaka yang lantas harus di cincang oleh sebuah kenaifan. Puisi pembebasan di gulirkan hanya sebagai potret tanpa unsur intrinsik, tanpa hayat dan ketajaman suara sukma. kacau parau hanya bertutur-berkicau, puisi lantas hanya menjadi barang mainan yang jatuh kepada orang yang tak memahamimya, ia tak lagi mempunyai taring dan beracun lagi sebab telah di selimuti kain merah.

Lagi-lagi orasi tong kosong, manusia toa memang merupakan para pemburu keadilan bisa juga di sebut gosht buster {pemburu hantu} ternyata setan yang mengangkang versinya listanto suka merayap-rayap di aspal-aspal hitam kelam dan berteriak-teriak untuk menjawab perutnya yang kosong, tapi ternyata setan yang mengangkang itu gosht buster.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar