Sabtu, 27 Februari 2010

Gumam opium

ketika manusia terhempas dari nafas irama pena dunia
sangkala sukma terjerat sesayat pisau berkarat
sukma melepuh mengaduh
tercincang di tatah luka di terjang duka derita
jantung mengelabu dan senja pun jatuh
tak mengeja kata

bima sakti terkunci api sepi
getir meradang menjelma petir seperti jajaran sisir serit serasa pekat dasyat
namum gumam selaksa doa kudus menghembus
menyelinap disela-sela sari pati andromeda
sebab gumam adalah opium lembah nyeri sunyi
makna kata menari-nari, menggema namun gaib tersalib

ia seperti angin terdengar bingar tapi tak nampak
dalam dirinya ia telah menjelmakan yang telah berkarat
tak puas hanya diam dalam legam gumam
hurup-hurup anak rohaninya ingin menguap kalap
kepermukaan manuskrip semesta manusia
dan melafalkannya malalui lidah api
lalu meludahi persepsi basi
yang berkeliaran membodohi bunyi

mencesuar gumam keluar meledak menyajak
dan bersabda:" Dibalik kebudayaan dan peradaban hanyalah kematian, darah dan
ketakutan."
terkapar dimakan waktu mendayu-dayu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar